Minggu, 16 Agustus 2009

Manfaat Katekin dalam Teh Hijau

Dalam industri pangan di Indonesia terdapat ungkapan,’’Kalau melihat ada tetangga yang laris jualan pecel, yang lain ramai-ramai ikut jualan pecel’’. Fenomena ini terjadi dalam bisnis mi instan, air minum kemasan, kopi 3 in 1, minuman serbuk, ceriping ketela, kacang kulit, dan yang kini sedang memanas adalah pertempuran memperebutkan pangsa pasar teh hijau.

BERBAGAI merek teh hijau, seperti Green Tea, Joy Tea, Nuu Tea, Zeastea, dan lain-lain berperang sengit di medan pasar dan medan iklan. Pelakunya bukan hanya industri yang sejak dulu memiliki core bisnis teh, tapi juga industri yang sebelumnya tak akrab dengannya.

Semuanya ikut-ikutan terjun dalam bisnis teh hijau. Semuanya berlomba-lomba menjual manfaat katekin, salah satu senyawa yang ada dalam teh hijau. Sebenarnya semua jenis tanaman teh (Camelia sinensis)mengandung katekin.
Banyak industri rumah tangga dan industri besar yang menangani bisnis pengolahan (prosesing) tanaman ini, baik diproses-kemas dalam bentuk teh kering, minuman teh dalam kemasan, maupun variasi pengolahan-pengolahan lainnya. Teh hijau merupakan salah satu jenis hasil pengolahan daun teh. Dari cara pengolahannya, produk teh dibagi menjadi empat: teh hitam, teh oolong (teh merah), teh putih, dan teh hijau. Teh hitam dihasilkan melalui proses fermentasi, teh merah melalui proses semifermentasi, serta teh hijau diperoleh tanpa proses fermentasi. Demikian juga teh putih, yang diolah hanya dari daun-daun pupus.

Semua produk teh itu sama-sama mengandung katekin. Senyawa ini juga terdapat pada tanaman kakao, buah-buahan, sayuran, wine, dan beberapa spesies tanaman lainnya. Biasanya, katekin terkandung dalam 25 persen berat kering daun teh, meski total kandungannya bervariasi menurut varietas klon, lokasi tumbuh, musim, intensitas cahaya dan ketinggian tempat.
Definisi Katekin Apa sih yang dimaksud katekin? Ia digolongkan sebagai flavonoid, yaitu golongan senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan. Ia merupakan antioksidan polifenolik yang bekerja dalam metabolisme tanaman. Katekin dan epikatekin adalah epimer, di mana isomer keduanya secara umum dapat ditemukan di alam.

Katekin pertama kali diisolasi dari ekstrak tanaman catechu, dan dari situlah nama katekin berasal. Kalau dipanaskan hingga melewati titik dekomposisi, katekin akan melepas pyrocatechol.

Senyawa katekin dan turunannya banyak terkandung dalam teh hijau, selain alkaloid dan kafein. Ada empat macam polifenol utama di dalam daun teh, yaitu epikatekin (EC), epikatekin galat (ECG), epigalokatekin (EGC), dan epigalokatekin galat (EGCG). Selain itu, terdapat juga asam galat, galokatekin galat (GCG), galokatekin (GC), katekin galat (CG), katekin (C), asam amino, vitamin B, dan asam askorbat.

Kandungan katekin yang diolah dari daun teh yang diuapkan dan dikeringkan tanpa proses fermentasi jauh lebih besar daripada melalui proses fermentasi atau semifermentasi. Itu sebabnya, kandungan katekin dalam teh hijau lebih banyak daripada teh hitam dan teh merah.
Big Four Dari beberapa studi, katekin memiliki manfaat bagi kesehatan. Menurut Norman Hollenberg, profesor kesehatan dari Harvard Medical School, epikatekin bisa mengurangi risiko dari empat problem penting kesehatan (big four), yaitu stroke, kerusakan hati, kanker, dan diabetes.

Norman meneliti kebiasaan masyarakat kuno di Panama, yang meminum 40 cangkir kakao per minggu. Ternyata pengaruh dari ’’big four’’ menurun hingga kurang dari 10 persen. Peneliti lainnya mengatakan, dalam epigalokatekin terdapat antijamur amphotericin B yang bisa melawan resistensi Antimycotic Candida Albicans. Kombinasi perlakuan dengan katekin yang digunakan dalam dosis rendah dapat memberi induksi multipel efek antijamur.

Peneliti lainnya mengatakan, katekin bereaksi melindungi sel-sel tubuh dan berbagai pengaruh radikal bebas yang berperan besar menimbulkan kanker, penyumbatan pembuluh darah, dan gangguan jantung.

Menurut hasil riset Erasmus University Medical School, Rotterdam, pembuluh darah batik besar (aorta) para responden yang gemar meminum teh hijau memiliki lapisan yang melindungi terjadinya penggumpalan darah. Hal ini menurunkan kemungkinan serangan jantung koroner.

Hasil riset sejumlah ilmuwan Jepang memperkuat pernyataan bahwa katekin pada teh hijau dapat memberi konstribusi positif bagi kesehatan manusia, yaitu mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, membunuh sel tumor, menghambat pertumbuhan sel kanker paru-paru, kanker usus, sel kanker kulit, dan membantu proses pencernaan makanan. Berguna pula mengobati penyakit kardiovaskular, keluhan gastrointestinal, perawatan gigi, perawatan kulit, mengurangi gula darah, mencegah arthritis, mencegah kerusakan hati, serta sebagai penurun berat badan.

Aktivitas flavonoid menjadi kekuatan ampuh dari teh dan cokelat untuk menghalangi reaksi oksidasi kolesterol jahat (LDL), yang menyebabkan viskositas darah menjadi rendah/mengental. Selanjutnya mencegah pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah. Peranan flavonoid yang seperti itu dapat menghalangi terjadinya tahapan inisiasi penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis. Pada akhirnya risiko serangan jantung koroner dan stroke akan berkurang. (32)(7 Nov 2008)

Sumber :
Pratomo SP, sekretaris eksekutif Yayasan Obor Tani, mahasiswa Program Magister Teknologi Pangan Unika Soegijapranata Semarang.
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/11/07/38081/Manfaat.Katekin.dalam.Teh.Hijau
17 Agustus 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar